Thursday, September 20, 2018

KISAH NABI ZAKARIA dan SITI MARYAM lengkap


KISAH NABI ZAKARIA 
KISAH HIDUP NABI ZAKARIA AS DAN SITI MARYAM

‘’(Ingatlah) ketika Imran berkata: ‘Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah menazarkan kepada engkau anak yang dalam kandunganku menjadi anak yang saleh dan berkhidmat (di Baiti Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’’’ (QS. Ali ‘Imran: 35)
    Ia bernazar agar anaknya menjadi seorang pembantu di mesjid sepanjang hidupnya yang mengabdi kepada Allah SWT dan mengabdi kepada rumah-Nya, yaitu masjid. Lalu tibalah hari kelahiran. Istri Imram melahirkan seorang anak perempuan. Istri itu merasa terkejut karena ia menginginkan seorang anak lelaki yang dapat mengabdi untuk masjid dan beribadah di dalamnya. Ketika ia melihat bahwa anaknya seorang perempuan, maka ia tetap menjalankan nazarnya,  meskipun anak lelaki bukan seperti anak perempuan:
      ‘’Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: ‘Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam.’’(QS. Ali Imran: 36)
      Allah SWT mendengar doa istri Imran; Allah SWT mendengar apa yang kita ucapkan dan apa yang kita bisikkan dalam diri kita, bahkan apa yang kita inginkan untuk kita ucapkan dan kita tidak melakukannya. Semua itu diketahui oleh Allah SWT. Allah SWT mendengar bahwa istri Imran memberitahu-Nya bahwa ia melahirkan anak perempuan dan Allah SWT lebih mengetahui tentang anak yang dilahirkannya. Allah SWT-lah yang memilih jenis kelamin anak yang lahir di mana Dia menciptakan anak laki-laki atau perempuan. Allah SWT mendengar bahwa istri Imran berdoa kepada-Nya agar Dia menjaga anak perempuan ini yang dinamakan Maryam dan juga menjaga keturunannya dari setan yang terkutuk:
       ‘’Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk. Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan menjadikan Zakaria pemeliharanya.’’ (QS. Ali ‘Imran: 36-37)
     Allah SWT mengabulkan doa istri Imran dan ibu Maryam. Allah SWT menyambut Maryam dengan penyambutan yang baik dan memberinya keturunan yang baik. Allah SWT berkehendak melalui rahmat-Nya untuk menjadikan perempuan ini sebagai wanita terbaik di muka bumi dan menjadikan ibu dari seorang Nabi yang kelahirannya merupakan Mukjizat terbesar seperti kelahiran  Nabi Adam. Nabi Adam lahir tanpa seorang ayah atau pun ibu, sedangkan Nabi Isa lahir tanpa seorang ayah. Nabi Isa berasal dari ibu yang suci yang belum menikah, yang belum disentuk oleh manusia.
  Mula-mula kelahiran Maryam mendatangkan sedikit problem. Imran telah mati sebelum kelahiran Maryam dan para ulama di Zaman itu dan para pembesar ingin mendidik Maryam. Setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan kemulian ini, yaitu mendidik seorang perempuan dari seorang lelaki besar yang mereka hormati.  Zakaria berkata: ‘’Biarkan aku yang mengasuhnya karena ia adalah kerabat dekatku. Isrtiku adalah bibinya dan aku adalah seorang Nabi dari umat ini. Aku lebih utama dari pada kalian untuk mengasuhnya.’’ Lalu para ulama dan para guru berkata: ‘’Mengapa tidak kalian untuk mengasuhnya.’’Kami tidak akan membiarkan engkau mendapatkan keutamaan ini tanpa persetujuan dari kami.’’ Hampir saja mereka berselisih dan bertarung kalau seandainya mereka tidak menyepakati diadakannya undian. Yakni seseorang yang mendapatkan undian, maka itulah yang akan mengasuh Maryam.
     Diadakanlah undian. Maryam diletakkan di atas tanah dan diletakkan di sebelahnya pena-pena orang-orang yang ingin mengasuhnya. Kemudian mereka menghadirkan anak kecil lalu anak kecil itu mengeluarkan pena Zakaria. Zakaria berkata: ‘’Allah SWT memutuskan agar aku mengasuhnya.’’ Para ulama dan para Syekh berkata: ‘’Tidak, undian harus dilakukan tiga kali.’’ Mereka mulai berpikir tentang undian yang kedua. Setiap orang mengukir namanya di atas pena kayu dan mereka berkata, kita akan melemparkan pena-pena kita di sungai, maka siapa yang penanya menentang arus, itulah yang menang:
      ‘’Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.’’ (QS. Ali ‘Imran: 44)
        Mereka pun melemparkan pena-pena mereka di sungai sehingga pena-pena itu berjalan bersama arus, kecuali pena Zakaria yang menantang arus. Zakaria merasa bahwa mereka akan puas tetapi mereka bersikeras untuk mengadakan undian yang ketiga kali. Mereka berkata: ‘’Kita akan melemparkan pena-pena kita di sungai. Pena yang berjalan bersama arus, maka itulah yang akan mengasuh Maryam.’’ Mereka pun melemparkan pena-pena mereka dan semua berjalan menantang arus, kecuali pena Zakaria. Akhirnya, mereka menyerah kepada Zakaria dan mereka menyerahkan anak itu kepadanya agar Zakaria mengasuhnya. Nabi Zakaria mulai mengasuh Maryam dan mendidiknya serta menghormatinya sampai ia dewasa. Maryam memiliki tempat khusus di dalam mesjid. Ia selalu beribadah dan salat di dalamnya serta berzikir dan bersyukur dan menuangkan cintanya kepada Allah SWT. Terkadang Zakaria mengunjunginya di mihrab. Tiba-tiba, pada suatu hari Zakaria menemuinya dan ia melihat sesuatu yang mencengangkan. Saat itu musim panas tetapi Nabi Zakaria menemui di tempat Maryam buah-buahan musim dingin, dan pada kesempatan  yang lain ia menemui buah-buahan musim panas sedangkan saat itu musim dingin. Zakaria bertanya kepada Maryam: ‘’Darimana datangnya rezeki ini?’’ Maryam menjawab:  ‘’Bahwa itu berasal dari Allah SWT.’’ Pemandangan seperti ini berulang lebih dari sekali:
     ‘’Setiap Zakaria masuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya.’’ (QS. Ali ‘Imran: 37)
     Nabi Zakaria adalah seorang tua dan rambutnya sudah dikelilingi uban. Ia merasa bahwa tidak lama lagi hidupnya akan berakhir dan istrinya, bibi Maryam, adalah seseorang wanita tua sepertinya yang belum melahirkan seorang pun dalam hidupnya karena ia wanita yang mandul. Nabi Zakaria menginginkan agar ia mendapatkan seorang anak laki-laki yang akan mewarisi ilmunya dan akan menjadi Nabi yang dapat membimbing kaumnya dan berdakwa kepada mereka untuk mengikuti kitab Allah SWT.
         Zakaria tidak menyampaikan keinginan ini kepada seseorang pun, bahkan kepada istrinya, tetapi Allah SWT mengetahuinya sebelum pikiran itu disampaikan. Pada pagi itu zakaria menemui maryam di mihrabnya, lalu ia mendapati buah – buahan yang sebenarnya sudah tidak musim. Zakaria bertanya kepada maryam:
“Zakaria berkata: mai maryam dari mana memperoleh makanan ini? Maryam menjawab: makanan itu dari sisi Allah “ Sesungguhnya ALLAH memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakinya tanpa hisab. Disanalah zakaria berdo’a kepada tuhannya.(Q.S  Ali Imran 37-38 ).
Zakaria berkata pada dirinya sendiri maha sucu ALLAH SWT dan dia maha kuasa atas segala sesuatu. Lalu kerinduan mulai menyelimuti hatinya dan ia mulai menginginkan keturunan. Nabi zakaria berdoa kepada tuhannya.
“(yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat tuhan kamu kepada hambanyanya zakaria yaitu tatkala ia berdo’a kepada tuhanny dengan suara yang lembut. Ia berkata “ ya tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemaah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam bero’a kepada engkau, ya tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalanku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahailah aku dari sisi engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga yakub dan jadikanlah ia, ya tuhanku, seorang yang diridahi.(QS.Maryam:2-6)
Nabi zakaria meminta kepada penciptanya tanpa mengangkat tanpa mengangkat suara keras –keras agar dia memberikan seorang laki –laki yang mewarisi kenabian dan hikma serta keutamaan dari lmu. Nabi zakaria khawatir kaumnya akan tersesat setelahnya di mana tidak ada seorang nabi setelahnya. ALLAH SWT mengabulkan do’a zakaria. Belum lama nabi zakaria berdo’a kepada ALLAH SWT hingga malaikat memanggilnya saat ia shalat di mihrab.
“hai zakaria , sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (memperoleh) seorang anak yang namanya yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. Maryam:7).
TERIMAKASIH...
BERSAMBUNG...

4 comments:

  1. Allah SWT mendengar doa istri Imran;

    ReplyDelete
  2. Zakaria berkata: ‘’Allah SWT memutuskan agar aku mengasuhnya.’’ Para ulama dan para Syekh berkata: ‘’Tidak, undian harus dilakukan tiga kali.’’ Mereka mulai berpikir tentang undian yang kedua. Setiap orang mengukir namanya di atas pena kayu dan mereka berkata, kita akan melemparkan pena-pena kita di sungai, maka siapa yang penanya menentang arus, itulah yang menang:

    ReplyDelete
  3. ‘’Setiap Zakaria masuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya.’’ (QS. Ali ‘Imran: 37)

    ReplyDelete